Minggu, 27 November 2011

TANTRI SEBUAH KISAH DARI MASA LALU


Beberapa minggu belakangan nie untuk mengantarkan tidur buah hati sy selalu sempatkan membacakan sebuah buku cerita yang berjudul “TANTRI Perempuan yang bercerita”  karya Cok Sawitri sy tidak akan meceeritakan kembali petuah petuah yang disampaikan Ni Diah Tantri (tokoh utama dalam buku ini) kepada sang Raja Eswaryadala, akan tetapi saya lebih memilih menyoroti keputusan yang diambil tokoh-tokoh dalam cerita ini
Yang pertama sebagai pokok permasalahan dalam buku ini bahwa sang Raja Eswaryadalatelah menaaruh hati kepada Ni Diah Tantri yang tidak lain adalah putri maha patihnya, akan tetapi sungguh sayang rasa ke akuannya sebagai seorang raja menyebabkan sang Raja Eswaryadala melakukan sebuah tindakan yang tidak mecerminkan dirinya adalah seorang raja/penguasa
Yang kedua sebuah keputusan berani diambil Ni Diah Tantri untuk dipersembahkan sebagai permaisuri sang Raja Eswaryadala walaupun sampai saat itu sang Raja Eswaryadala belum berani mengungkapkan perasaannya kepada Ni Diah Tantri
Yang ketiga pengabdian maha patih Bandeswarya terhadap negaranya, walau beliau tahu kelakuan sang Raja Eswaryadala dan Ni Diah Tantri adalah anak satu-satunya sang maha patih menyetujui keinginan Ni Diah Tantri demi melindungi kerajaannya dari kehancuran akibat perbuatan rajanya
Yanng keempat sebenarnya bilamana sang Raja Eswaryadala menunjukan keengganannya menerima persembahan maha patih Bandeswarya berupa putrinya tentu kesetiaan dan keberaniaan Ayah dan Anak  tsb tak akan ada artinya, sungguh mungkin sang Raja Eswaryadala tidak akan pernah mengira ratusan malam yang telah dilewatinya bersama terapi keji yang hanya menambah galau hatinya dan meresahkan rakyatnya sebenarnya dapat diobati tiga hari tiga malam kebersamaannya dengan Ni Diah Tantri
Emmm,,,,
Kenapa nie menjadi sangat menarik buat saya???
Saya melihan bbrp hal pentinng di ungkap selain petuah-petuah yang sangat mengagumkan
Sebuah keputusan itu sebuah kata yang sangat menarik buat saya, mungkin anda telah dapat menebak apa yang saya pikirkan,,,ya sebuah keputusan yang mungkin kita angap seppele/biasa tternyata memberi kontribusi terhadap tidak hanya hidup kitah menjadi seorang ayah sebagai seorang personal akan tetapi memiliki pengaruh yg cukup kuat dalam peran kita dalam masyarakat baik tu keluarga,kelompok maupun negara, hahaa,,,bicara negara,,,sepertinya terlalu besar ya,,,tapi jangan kebanyakan mencibir kkawan,,,negara terbentuk diawali pemikiran seorang individu sebut saja Bung Karno pada masanya da juga buah pemikiran yang berpengaruh kepada negaranya misalkan nie Soeharto , Habibi, Gus dur, Megawati sampe SBY semua memberi pengaruh tersendiri thdp negaranya hupz,,,kok malah ngelantur ngomongin presiden,,,saya kasih satu contoh extrem pengaruh pemikiran individu thdp negaranya kasus Bom Bali I,
Kembali lagi kepersoalan awal,,, rasa ego sebagai seorang  raja membuat sang Raja Eswaryadala gelap mata, menjadikan rasa hormat thdp Maha Patih sebagai topeng ketidak beranianya meminang Ni Diah Tantri sbg permasiuri dan melakukan perbuatan tercela sebagai sebuah bentuk rasa keakuaan yg tidak pada tempatnya telah membuat kondisi daam negaranya tidak tentram, ambang kehancuran, pelanggaran thd adat istiadat, tentu tidak disadari oleh sang Raja Eswaryadala karena dia terlalu sibuk dengan rasa takutnya walau tanpa dia sadari oleh rasa takutnya itulah tim bul sebuah keputusan yang sangat merugikannya,,,syukur sang Raja Eswaryadala mau menerima Ni Diah Tantri
Sanngat jauh berbeda dengan apa yang dilakukan Ni diah Tantri dia melakukan sebuah tindakan yg tepat walau disadari tidklah mudah merubah/mengobati rajanya tapi dia tahu sakit yang diderita sang Raja Eswaryadala tidaklah hanya dapat diobati dgn ramuan2dan kesenangn, sungguh ,,, hal yang sangat mearik bagi saya seorang Ni Diah Tantri mampu melakukan hal besar yang tidak dipikirkan kebanyaan orang/setidaknya punggawa istana,,,dia tahu apa yang harus dia lakukan dan tahu apa yang harus siapkan,,,yang pada akhir ceritanya mampulah Ni Diah Tantri mmpu membuat sang Raja Eswaryadala memahami tugas dan fungsi seorang raja
Emm,,,
Sebenarnya apa sich yang dp kita petik dari cerita nie
Tanpa saya menulis pun anda mungkin sudah paham yang sy maksud
Kerajaan terlalu muluk rasanya ditelinga
Keluarga,,, satu hal ini spt na nyambung,,,jika ada sebagai seorang ibu sebenarnya sudahkah anda lakukan kewajiban sebagai seorang ibu atau masih terbelenggu dengan keinginan pertanyaan yang sama mungkin harus saya sampaikan kepada anda yg akan menjadi atau sudah menjadi seorang ayah,,,
Seorang teman sering membisiki saya kata “Tuhan saat ini mungkin sedang mengetuk pintu hati anda, namun sayang kadang kita tidak menyadarinya,,,kadang kita hanya menoleh kemudian berlaku”


Beberapa minggu belakangan nie untuk mengantarkan tidur buah hati sy selalu sempatkan membacakan sebuah buku cerita yang berjudul “TANTRI Perempuan yang bercerita”  karya Cok Sawitri sy tidak akan meceeritakan kembali petuah petuah yang disampaikan Ni Diah Tantri (tokoh utama dalam buku ini) kepada sang Raja Eswaryadala, akan tetapi saya lebih memilih menyoroti keputusan yang diambil tokoh-tokoh dalam cerita ini
Yang pertama sebagai pokok permasalahan dalam buku ini bahwa sang Raja Eswaryadalatelah menaaruh hati kepada Ni Diah Tantri yang tidak lain adalah putri maha patihnya, akan tetapi sungguh sayang rasa ke akuannya sebagai seorang raja menyebabkan sang Raja Eswaryadala melakukan sebuah tindakan yang tidak mecerminkan dirinya adalah seorang raja/penguasa
Yang kedua sebuah keputusan berani diambil Ni Diah Tantri untuk dipersembahkan sebagai permaisuri sang Raja Eswaryadala walaupun sampai saat itu sang Raja Eswaryadala belum berani mengungkapkan perasaannya kepada Ni Diah Tantri
Yang ketiga pengabdian maha patih Bandeswarya terhadap negaranya, walau beliau tahu kelakuan sang Raja Eswaryadala dan Ni Diah Tantri adalah anak satu-satunya sang maha patih menyetujui keinginan Ni Diah Tantri demi melindungi kerajaannya dari kehancuran akibat perbuatan rajanya
Yanng keempat sebenarnya bilamana sang Raja Eswaryadala menunjukan keengganannya menerima persembahan maha patih Bandeswarya berupa putrinya tentu kesetiaan dan keberaniaan Ayah dan Anak  tsb tak akan ada artinya, sungguh mungkin sang Raja Eswaryadala tidak akan pernah mengira ratusan malam yang telah dilewatinya bersama terapi keji yang hanya menambah galau hatinya dan meresahkan rakyatnya sebenarnya dapat diobati tiga hari tiga malam kebersamaannya dengan Ni Diah Tantri
Emmm,,,,
Kenapa nie menjadi sangat menarik buat saya???
Saya melihan bbrp hal pentinng di ungkap selain petuah-petuah yang sangat mengagumkan
Sebuah keputusan itu sebuah kata yang sangat menarik buat saya, mungkin anda telah dapat menebak apa yang saya pikirkan,,,ya sebuah keputusan yang mungkin kita angap seppele/biasa tternyata memberi kontribusi terhadap tidak hanya hidup kitah menjadi seorang ayah sebagai seorang personal akan tetapi memiliki pengaruh yg cukup kuat dalam peran kita dalam masyarakat baik tu keluarga,kelompok maupun negara, hahaa,,,bicara negara,,,sepertinya terlalu besar ya,,,tapi jangan kebanyakan mencibir kkawan,,,negara terbentuk diawali pemikiran seorang individu sebut saja Bung Karno pada masanya da juga buah pemikiran yang berpengaruh kepada negaranya misalkan nie Soeharto , Habibi, Gus dur, Megawati sampe SBY semua memberi pengaruh tersendiri thdp negaranya hupz,,,kok malah ngelantur ngomongin presiden,,,saya kasih satu contoh extrem pengaruh pemikiran individu thdp negaranya kasus Bom Bali I,
Kembali lagi kepersoalan awal,,, rasa ego sebagai seorang  raja membuat sang Raja Eswaryadala gelap mata, menjadikan rasa hormat thdp Maha Patih sebagai topeng ketidak beranianya meminang Ni Diah Tantri sbg permasiuri dan melakukan perbuatan tercela sebagai sebuah bentuk rasa keakuaan yg tidak pada tempatnya telah membuat kondisi daam negaranya tidak tentram, ambang kehancuran, pelanggaran thd adat istiadat, tentu tidak disadari oleh sang Raja Eswaryadala karena dia terlalu sibuk dengan rasa takutnya walau tanpa dia sadari oleh rasa takutnya itulah tim bul sebuah keputusan yang sangat merugikannya,,,syukur sang Raja Eswaryadala mau menerima Ni Diah Tantri
Sanngat jauh berbeda dengan apa yang dilakukan Ni diah Tantri dia melakukan sebuah tindakan yg tepat walau disadari tidklah mudah merubah/mengobati rajanya tapi dia tahu sakit yang diderita sang Raja Eswaryadala tidaklah hanya dapat diobati dgn ramuan2dan kesenangn, sungguh ,,, hal yang sangat mearik bagi saya seorang Ni Diah Tantri mampu melakukan hal besar yang tidak dipikirkan kebanyaan orang/setidaknya punggawa istana,,,dia tahu apa yang harus dia lakukan dan tahu apa yang harus siapkan,,,yang pada akhir ceritanya mampulah Ni Diah Tantri mmpu membuat sang Raja Eswaryadala memahami tugas dan fungsi seorang raja
Emm,,,
Sebenarnya apa sich yang dp kita petik dari cerita nie
Tanpa saya menulis pun anda mungkin sudah paham yang sy maksud
Kerajaan terlalu muluk rasanya ditelinga
Keluarga,,, satu hal ini spt na nyambung,,,jika ada sebagai seorang ibu sebenarnya sudahkah anda lakukan kewajiban sebagai seorang ibu atau masih terbelenggu dengan keinginan pertanyaan yang sama mungkin harus saya sampaikan kepada anda yg akan menjadi atau sudah menjadi seorang ayah,,,
Seorang teman sering membisiki saya kata “Tuhan saat ini mungkin sedang mengetuk pintu hati anda, namun sayang kadang kita tidak menyadarinya,,,kadang kita hanya menoleh kemudian berlaku”

Jumat, 25 November 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GIOMERULONEFRITIS

A.  Konsep Dasar Penyakit
  1. Definisi
Glomerulonefritis adalah penyakit yang ditandai oleh inflamasi glomerulus ginjal, dengan proteinuria, eritrosit, leukosit dalam urin dan retensi garam, air dan nitrogen dalam derajat yang bervariasi.
  1. Epidemiologi/insiden kasus
-      Diperkirakan pada lebih dari 90% anak-anak yang menderita penyakit ini sembuh sempurna
-      Pada orang dewasa prognosisnya kurang baik (30% sampai 50%).
-      2% sampai 5% dari semua kasus akut mengalami kematian
-      Sisa penderita lainnya dapat berkembang menjadi glomerulonefritis progesif cepat/kronik.
  1. Etiologi
Glomerulanefritis disebabkan oleh kuman streptocuccus beta hemoliticus golongan A tipe 12,4,16,25 dan 29.


  1. Patofisiologi
Diawali dari infeksi streptococcus beta hemoliticus grup A tipe 12,4,16,25,29 yang terjadi pada tenggorokan dan kadang-kadang pada kulit. Setelah masa laten 1 sampai dengan 2 minggu infeksi ini menimbulkan reaksi antibodi dengan antigen khusus dari streptococcus yang merupakan unsur membrana plasma spesifik khusus, yang menimbulkan kompleks antigen-antibodi dalam darah yang bersirkulasi kedalam glomerulus yang terperangkap dalam membran basalis yang mengakibatkan terjadinya distensi yang merangsang terhadap reflek reno-intestinal dan proksimili anatomi meningkat sehingga timbul anoreksia, mual ,muntah. Kompleks tersebut juga akan terfiksasi sehingga mengakibatkan lesi dan peradangan yang menarik leukosit polimerfonuklear (PMN) dan trombosit menuju tempat lesi terjadi fagositosis dan pelepasan enzim lisosom yang merusak endotel dan membrana basalis glomerulus. Respon dari lesi tersebut timbul proliferasi. Sel-sel endotel yang diikuti oleh sel-sel mesangium dan sel-sel epitel akibatnya menimbulkan kebocoran kapiler glomerulus maka protein dan sel darah merah dapat keluar bersama kemih yang sedang dibentuk ginjal timbul protenuria, hematuria, albuminuria, oliguria. Dengan penurunan ureum mengakibatkan pruritus ,hematuria menimbulkan anemia, kadar hb menjadi menurunyang menyebabkan mengeluh sesak.Albuminuria mengakibatkan hipoalbumenia yang berpengaruh pada sistem imun mengakibatkan tekanan osmotik menurun mempengaruhi transudasi cairan ke interstitiil mengakibatkan edema. selain menimbulkan, kerusakan kapiler generalit, proliferasi dan kerusakan glomerulus dapat mempengaruhi GFR yang mengalami penurunan sehingga aldosteron meningkat terjadi retensi Na+ dan air sehingga menimbulkan edema. Retensi air mempengaruhi ECF yang meningkat sehingga memicu terjadi hipertensi. Selain itu hipertensi juga dapat diakibatkan dari aktivitas vasodepresor yang meningkat sehingga terjadi vasospasme.
  1. Klasifikasi
Glomerulonefritis dibedakan menjadi 3 :
a.    Difus
Mengenai semua glomerulus, bentuk yang paling sering ditemui timbul akibat gagal ginjal kronik. Bentuk klinisnya ada 3 :
1)    Akut
Jenis gangguan yang klasik dan jinak, yang selalu diawali oleh infeksi stroptococcus dan disertai endapan kompleks imun pada membrana basalis glomerulus dan perubahan proliferasif seluler.
2)    Sub akut
Bentuk glomerulonefritis yang progresif cepat, ditandai dengan perubahan-perubahan proliferatif seluler nyata yang merusak glomerulus sehingga dapat mengakibatkan kematian akibat uremia.
3)    Kronik
Glomerulonefritis progresif lambat yang berjalan menuju perubahan sklerotik dan abliteratif pada glomerulus, ginjal mengisut dan kecil, kematian akibat uremia.
b.    Fokal
Hanya sebagian glomerulus yang abnormal.
c.    Lokal
Hanya sebagian rumbai glomerulus yang abnomral misalnya satu sampai kapiler.
  1. Gejala-gejala klinis
-      Proteinuria
-      Hematuria
-      Digouria
-      Odema
-      Hipertensi
-      Rasa lelah
-      Anoreksia
-      Demam
-      Sakit kepala
-      Mual, muntah
  1. Pemeriksaan fisik
Inspeksi :
-      Dilakukan pengukuran berat badan
Berat badan biasa ditemukan meningkat.
-      Dilakukan pengukuran tekanan darah biasa terjadi peningkatan tekanan darah.
-      Tampak odema
-      Tampak pruritus
  1. Pemeriksaan diagnostik/penunjang
a.    Pemeriksaan laboratorium
1)   Urine
Terdapat protein (proteinuria), terdapat darah (hematuria), albuminuria, urine tampak kemerah-merahan seperti kopi.
Secara mikroskopik : sedimen kemih tampak adanya silindruria (banyak silinder dalam kemih), sel-sel darah merah dan silinder eritrosit.
Berat jenis urine biasnaya tinggi meskipun terjadi azotemia.
2)   Biakan kuman (sediaan dari suab tenggorokan dan tites antistreptolisin/ASO) untuk tentukan etiologi streptococcus.
3)   Darah
Laju endapan darah meningkat, kadar Hb menurun.
b.    Test gangguan kompleks imun
c.    Biopsi ginjal
Untuk menegakkan diagnosis penyakit glomerulus.
  1. Diagnosis/kriteria diagnosis
a.    Nefritis lokal
b.    Oklusi arteri renalis dan trombosis vena renalis
c.    Gagal jantung/hati
d.   Endokarditis bakterialis
e.    Lesi obstruktif dari traktus urinarius dan hidronefrosis
  1. Theraphy
a.    Pemberian penisilin untuk mengurangi penyebaran infeksi streptpcoccus
b.    Antihipertensi (diet garam)
c.    Diuretik
d.   Plasmaferesis
e.    Pengaturan dalam pemberian cairan
(perlu diperhatikan keseimbangan cairan dan elektrolit).
Pemberian diet rendah protein, rendah garam.

B.   Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
  1. Pengkajian
Data subyektif :
-      Pasien mengeluh mual
-      Anoreksia
-      Muntah
-      Mengeluh demam
-      Mengeluh sakit kepala/pusing
-      Mengeluh sesak
Data subyektif:
-      Tampak odema
-      Muntah
-      Pada saat disentuh teraba hangat
-      Albuminuria
-      Hematuria
-      Proteianuria
-      Oliguria
-      Tampak lemah
-      Tekanan darah meningkat
-      Tampak bertanya-tanya tentang keadaannya
-      Tampak penambahan berat badan
-      Peningkatan tekanan darah
  1. Diagnosa keperawatan
a.    Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi ditandai oleh pasien mengeluh sesak.
b.    Perubahan pola eleminasi urinarius berhubungan dengan penurunan kapasitas atau iritasi kandung kemih sekunder terhadap infeksi ditandai dengan oliguri/anuria
c.    Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan mekanisme regulator (gagal ginjal) dengan potensi air ditandai oleh aliguria, edema, peningkatan berat badan.
d.    Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan imunologi.
e.    Perubahan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah.
f.     Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan turgor kulit (edema), pruritus.
g.    Hipertermi berhubungan dengan tidak efektifnya termoregulasi sekunder terhadap infeksi ditandai oleh demam.
h.    Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif ditandai oleh pertanyaan/permintaan informasi, pernyataan salah konsep.

POHON MASALAH TERLAMPIR
  1. Perencanaan
a.    Tindakan/intervensi-rasional-kriteria evaluasi
1)   Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi ditandai oleh pasien mengeluh sesak
Tindakan/intervensi
Rasional
a) Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada
-      Frekuensi nafas biasanya meningkat, dispnea dan terjadi peningkatan kerja nafas. Ekspansi dada yang terbatas menandakan adanya nyeri dada
b) Tinggikan posisi kepala dan bantu bantu dalam mengubah posisi
-      Posisi kepala lebih tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan. Pengubahan posisi meningkatkan pengisian segmen paru yang berbeda sehingga memperbaiki difusigas
c) Membantu pasien mengatasi ketakutan dalam bernafas
-      Perasaan takut bernafas meningkatkan terjadi hipoksemia
d) Kolaborasi dalam pemberian oksigen tambahan
-      Memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas
Kriteria evaluasi yang diharapkan :
-      Menunjukkan pola nafas efektif, sesak berkurang atau hilang
2)   Perubahan pola eleminasi urinarius berhubungan dengan kapasitas atau iritasi kandung kemih sekunder terhadap infeksi ditandai oleh oliguria/anuria
Tindakan/intervensi
Rasional
a)    Catat keluhan urine (sedikit penurunan/ penghentian aliran urine tiba-tiba)
-      Penurunan aliran urine tiba-tiba dapat mengindikasikan obstruksi/disfungsi
b)   Observasi dan catat warna urine, perhatikan hematuria
-      Urine dapat agak kemerahmudaan
c)    Awasi tanda-tanda vital
-      Indikator keseimbangan cairan menunjukkan tingkat hidrasi dan keefektifan therapi penggantian cairan
d)   Kolaborasi dalam pemberian cairan intravena
-      Membantu mempertahankan hidrasi/sirkulasi volume adekuat dan aliran urine.
Kriteria evaluasi yang diharapkan :
-      Menunjukkan aliran urine terus-menerus dengan haluaran urine adekuat untuk situasi individu
3)   Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan mekanisme regulator (gagal ginjal) dengan potensi air ditandai oleh aliguria, edema, peningkatan berat badan.
Tindakan/intervensi
Rasional
a)    Awasi denyut jantung, tekanan darah
-      Takikardia dan hipertensi karena kegagalan ginjal untuk mengeluarkan urine dan pembatasan cairan berlebihan selama mengobai hipovolemik/hipotensi.
b)   Catat pemasukan dan pengeluaran adekuat
-      Perlu untuk menentukan fungsi ginjal, kebutuhan penggantian cairan dan risiko kelebihan cairan.
c)    Kaji kulit, wajah, area tergantung untuk edema
-      Edema terjadi terutama pada jaringan yang tergantung pada tubuh.
d)   Awasi pemeriksaan laboratorium seperti BUN/kreatinin
-      Mengkaji berlanjutnya dan penanganan disfungsi/gagal ginjal
e)    Berikan/batasi cairan sesuai indikasi
-      Manajemen cairan diukur untuk menggantikan pengeluaran dari semua sumber ditambah perlaraan kehilangan yang tak tampak
f)    Kolaborasi dalam pemberi piuretik
-      Diberikan pada fase oliguria dan meningkatkan volume urine adekuat
Kriteria hasil yang diharapkan
-      Menunjukkan haluaran urine tepat dengan berat jenis/hasil laboratorium mendekati normal, berat badan stabil, tanda vital dalam batas normal, tidak ada odema.
4)   Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan imunologi.
Tindakan/intervensi
Rasional
a)    Tingkatkan cuci tangan yang baik pada pasien dan staf
-      Menurunkan risiko kontamiasi silang
b)   Hindari prosedur, instrumen dan manipulasi kateter tidak menetap, gunakan teknik aseptik bila merawat/memanipulasi IV
-      Membatasi introduksi bakteri ke dalam tubuh, deteksi dini/pengobatan terjadinya infeksi dapat mencegah sepsis
c)    Berikan perawatan kateter dan tingkatkan perawatan kateter dan tingkatkan perawatan perionatal
-      Menurunkan kolonisasi bakteri dan risiko 15K asenden
d)   Kaji integritas kulit
-      Ekskoriasi akibat gesekan dapat menjadi infeksi sekunder
e)    Awasi tanda vital
-      Demam dengan peningkatan nadi dan pernafasan adalah tanda peningkatan laju metabolik dari proses inflamasi.
f)    Ambil spesimen untuk kultur dan sensitivitas dan berikan antibiotik tepat sesuai indikasi
-      Memastikan infeksi dan identifikasi organisme khusus, membantu memilih pengobatan infeksi paling efektif.
Kriteria evaluasi yang diharapkan :
-    Tidak mengalami tanda/gejala infeksi
5)   Perubahan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah.
Tindakan/intervensi
Rasional
a)    Kaji/catat pemasukan diet
-      Membantu dalam mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan diet
b)   Berikan makan sedikit dan sering
-      Meminimalkan anoreksia dan mual sehubungan dengan status uremik/menurunnya peristaltik
c)    Berikan pasien/orang terdekat daftar makanan
-      Memberiakn pasien tindakan kontrol dalam pembatasan diet.
d)   Tawarkan perawatan mulut sering
-      Membran mukosa menjadi keringan dan pecah perawatan mulut menyejukkan, membantu menyegarkan rasa mulut.
e)    Timbang berat badan tiap hari
-      Mengetahui status gizi pasien
Kriteria hasil yang diharapkan:
-      Mempertahankan/emingkatkan berat badan seperti yang diindikasikan oleh situasi individu, bebas edema.
6)   Hipertermi berhubungan dengan tidak efektifnya termoregulasi sekunder terhadap infeksi ditandai oleh demam
Tindakan/intervensi
Rasional
a)    Pantau suhu pasien perhatikan menggigil
-      Membantu dalam menentukan dalam diagnosis
b)   Pantau suhu lingkungan
-      Suhu ruangan harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal.
c)    Berikan kompres air hangat
-      Dapat membantu mengurangi demam.
d)   Kolaborasi dalam pemberian antipiretik
-      Digunakan untuk mengurangi demam
Kriteria hasil yang diharapkan :
-    Menunjukkan suhu dalam batas normal
7)   Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan turgor kulit (edema), pruritus.
Tindakan/intervensi
Rasional
a)    Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskuler
-      Menandakan area sirkulasi buru/kerusakan yang dapat menimbulkan pembentukan infeksi.
b)   Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit dan membran mukosa
-      Mendeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi berlebihan yang mempengaruhi sirkulasi dan integrasi jaringan pada tingkat seluler
c)    Insnpeksi area tergantung terhadap odema
-      Jaringan edema lebih cenderung rusak/robek
d)   Ubah posisi dengan sering
-      Menurunkan tekanan pada odema, jaringan denagn perfusi buruk untuk menurunkan iskemia
e)    Berikan perawatan kulit
-      Iosion dan salep mungkin dinginkan untuk menghilangkan kering, robekan kulit.
Kriteria hasil yang diharapkan :
-      Menunjukkan perilaku/tehnik untuk mencegah kerusakan/cedera kulit.
8)   Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif ditandai oleh pertanyaan/permintaan informasi, pernyataan salah konsep.
Tindakan/intervensi
Rasional
a)    Kaji ulang proses penyakit prognosis dan faktor pencetus bila diketahui
-      Memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan informasi
b)   Diskusikan/kaji ulang penggunaan obat. Dorong pasien untuk mendiskusikan semua obat
-      Obat yang terkonsentrasi/ dikeluarkan oleh ginjal dapat menyebabkan reaksi kerusakan permanen pada ginjal
c)    Tekankan perlunya perawatan evaluasi, pemeriksaan laboratorium
-      Fungsi ginjal dapat lambat sampai gagal akut dan defisit dapat menetap, memerlukan perubahan dalam terapi untuk menghindari kekambuhan/komplikasi
Kriteria hasil yang diharapkan :
-      Menyatakan pemahaman kondisi, proses penyakit, prognosis dan pengobatan.
-      Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala proses penyakit dan gejala yang berhubungan dengan faktor penyebab.
-      Melakukan perubahan perilaku yang perlu dan berpartisipasi pada program pengobatan.