I.
KAJIAN TEORI
A. PENGERTIAN
Waham adalah keyakinan yang salah
yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan
bertentangan dengan realita sosial (Stuart dan Sunden, 1990 : 90).
Waham adalah suatu kepercayaan yang
salah/ bertentangan dengan kenyataan dan tidak tetap pada pemikiran seseorang
dan latarbelakang sosial budaya (Rowlins, 1991: 107)
Waham adalah bentuk lain dari proses
kemunduran pikiran seseorang yaitu dengan menca,puri kemampuan pikiran diuji
dan dievaluasi secara nyata (Judith Heber, 1987: 722).
Waham adalah keyakinan tentang suatu
isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan
intelegensi dan latar belakang kebudayaan biarpun dibuktikan kemustahilannya
itu (W. F.Maramis 1991 : 117).
Berdasarkan pengertian di atas maka
waham adalah suatu gangguan perubahan isi pikir yang dilandasi adanya keyakinan
akan ide-ide yang salah yang tidak sesuai dengan kenyataan, keyakinan atau
ide-ide klien itu tidak dapat segera diubah atau dibantah dengan logika atau
hal-hal yang bersifat nyata.
B. RENTANG RESPON
Rentang respon gangguan adaptif dan maladaptif dapat
dijelaskan sebagai berikut :

Respon adaptif
|
Respon maladaptif
|
|
² Pikiran logis persepsi akurat
² Emosi konsisten dengan pengalaman
² Prilaku sesuai dengan hubungan sosial
|
² Kadang-kadang isi pikir terganggu ilusi
² Reaksi emosional ber-lebihan atau kurang
² Prilaku ganjil atau tidak lazim
|
² Gangguan isi pikir waham halusinasi
² Ketidakmampuan untuk mengalami emosi
² Ketidakmampuan isolasi sosial
|
Rentang respon neurobiologis di atas dapat dijelaskan
bila individu merespon secara adaptif maka individu akan berpikir secara logis.
Apabila individu berada pada keadaan diantara adaptif dan maladaptif
kadang-kadang pikiran menyimpang atau perubahan isi pikir terganggu. Bila
individu tidak mampu berpikir secara logis dan pikiran individu mulai
menyimpang maka ia akan berespon secara maladaptif dan ia akan mengalami gangguan
isi pikir : waham
C. FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor predisposisi dari perubahan
isi pikir : waham kebesaran dapat dibagi menjadi 2 teori yang diuraikan sebagai
berikut :
1.
Teori Biologis
a.
Faktor-faktor genetik yang
pasti mungkin terlibat dalam perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka yang
memiliki anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua, saudara
kandung, sanak saudara lain).
b.
Secara relatif ada penelitian
baru yang menyatakan bahwa kelainan skizofrenia mungkin pada kenyataannya
merupakan suatu kecacatan sejak lahir terjadi pada bagian hipokampus otak.
Pengamatan memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak
dari orang-orang yang menderita skizofrenia.
c.
Teori biokimia menyatakan
adanya peningkatan dari dopamin neurotransmiter yang
dipertukarkan menghasilkan gejala-gejala peningkatan aktivitas yang berlebihan
dari pemecahan asosiasi-asosiasi yang umumnya diobservasi pada psikosis.
2.
Teori Psikososial
a.
Teori sistem keluarga Bawen
dalam Lowsend (1998 : 147) menggambarkan perkembangan skizofrenia sebagai suatu
perkembangan disfungsi keluarga. Konflik diantara suami istri mempengaruhi
anak. Penanaman hal ini dalam anak akan menghasilkan keluarga yang selalu
berfokus pada ansielas dan suatu kondsi yang lebih stabil mengakibatkan timbulnya
suatu hubungan yang saling mempengaruhi yang berkembang antara orang tua dan
anak-anak. Anak harus meninggalkan ketergantungan diri kepada orang tua dan
anak dan masuk ke dalam masa dewasa, dan dimana dimasa ini anak tidak akan
mamapu memenuhi tugas perkembangan dewasanya.
b.
Teori interpersonal menyatakan
bahwa orang yang mengalami psikosis akan menghasilkan hubungan orang tua anak
yang penuh akan kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang membingungkan dan
penuh konflik dan orang tua tidak mampu membentuk rasa percaya terhadap orang
lain.
c.
Teori psikodinamik menegaskan
bahwa psikosis adalah hasil dari suatu ego yang lemah. Perkembangan yang
dihambat dan suatu hubungan saling mempengaruhi antara orang tua, anak. Karena
ego menjadi lebih lemah penggunaan mekanisme
pertahanan ego pada waktu kecemasan yang ekstrim menjadi suatu yang maladaptif
dan perilakunya sering kali merupakan penampilan dan segmen diri dalam
kepribadian.
D. FAKTOR PRESIPITASI
Faktor presipitasi dari perubahan isi
pikir : waham, yaitu :
1.
Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan neurobiologis
yang maladaptif termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur
perubahan isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak
yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.
2.
Stres lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stres yang
berinterasksi dengan sterssor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan
prilaku.
3.
Pemicu gejala
Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologis
yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku
individu, seperti : gizi buruk, kurang tidur, infeksi, keletihan, rasa
bermusuhan atau lingkungan yang penuh kritik, masalah perumahan, kelainan
terhadap penampilan, stres gangguan dalam berhubungan interpersonal, kesepain,
tekanan, pekerjaan, kemiskinan, keputusasaan dan sebagainya.
E. JENIS-JENIS WAHAM
Waham terbagi atas beberapa jenis,
yaitu :
1.
Waham Kejar
Individu merasa dirinya dikejar-kejar oleh orang lain
atau sekelompok orang yang bermaksud berbuat jahat kepada dirinya, sering
ditemukan pada klien dengan stres anektif tipe depresi dan gangguan organik.
2.
Waham Kebesaran
Penderita merasa dirinya paling besar, mempunyai
kekuatan, kepandaian atau kekayaan yang luar biasa, misalnya adalah ratu adil
dapat membaca pikiran orang lain, mempunyai puluhan rumah, dll.
3.
Waham Somatik
Perasaan mengenai berbagai penyakit yang berada pada
tubuhnya sering didapatkan pada tubuhnya.
4.
Waham Agama
Waham dengan tema agama, dalam hal ini klien selalu
meningkatkan tingkah lakunya yang telah ia perbuat dengan keagamaan.
5.
Waham Curiga
Individu merasa dirinya selalu disindir oleh orang-orang
sekitarnya sehingga ia merasa curiga terhadap sekitarnya.
6.
Waham Intulistik
Bahwa sesuatu yang diyakini sudah hancur atau bahwa
dirinya atau orang lain sudah mati, sering ditemukan pada klien depresi.
F. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala dari perubahan isi
pikir waham yaitu : klien menyatakan dirinya sebagai seorang besar mempunyai
kekuatan, pendidikan atau kekayaan luar biasa, klien menyatakan perasaan
dikejar-kejar oleh orang lain atau sekelompok orang, klien menyatakan perasaan
mengenai penyakit yang ada dalam tubuhnya, menarik diri dan isolasi, sulit
menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain, rasa curiga yang berlebihan,
kecemasan yang meningkat, sulit tidur, tampak apatis, suara memelan, ekspresi
wajah datar, kadang tertawa atau menangis sendiri, rasa tidak percaya kepada
orang lain, gelisah.
G. SUMBER KOPING
Ada beberapa sumber
koping individu yang harus dikaji yang dapat berpengaruh terhadap gangguan otak
dan prilaku kekuatan dalam sumber koping dapat meliputi seperti : modal
intelegensi atau kreativitas yang tinggi. Orang tua harus secara aktif mendidik
anak-anaknya, dewasa muda tentang keterampilan koping karena mereka biasanya
tidak hanya belajar dan pengamatan. Sumber keluarga dapat berupa pengetahuan
tentang penyakit, finansial yang cukup, ketersediaan waktu dan tenaga dan
kemampuan untuk memberikan dukungan secara berkesinambungan.
H. POHON MASALAH

![]() |
||
![]() |
II. TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR : WAHAM KEBESARAN
A. PENGKAJIAN
1.
Pengumpulan Data
Hal-hal yang perlu dikaji pada klien
dengan gangguan isi pikir : waham kebesaran yaitu :
a.
Data Subjektif
Klien merasa dirinya sebagai orang besar, mempunyai
kekuatan, kepandaian yang luar biasa, misalnya dapat membaca atau membawa
pikiran orang lain, dialah ratu adil.
b.
Data Objektif
Klien kadang-kadang tampak panik, tidak mampu untuk
berkonsentrasi, waham atau ide-ide yang salah, ekspresi muka kadang sedih
kadang gembira, tidak mampu membedakan khayalan dengan kenyataan, sering tidak
memperlihatkan kebersihan diri, gelisah, tidak bisa diam (melangkah
bolak-balik), mendominasi pembicaraan, mudah tersinggung, menolak makan dan
minum obat, menjalankan kegiatan agama secara berlebihan atau tidak sama sekali
melakukannya, merusak diri-sendiri dan orang lain serta lingkungannya, jarang
mengikuti atau tidak mau mengikuti kegiatan-kegiatan sosial, sering terbangun
pada dini hari, penampilan kurang bersih.
2.
Daftar Masalah
Masalah yang lazim muncul pada klien
dengan perubahan isi pikir : waham kebesaran, yaitu :
a.
Kerusakan komunikasi verbal.
b.
Perubahan isi pikir : waham
kebesaran
c.
Kerusakan interaksi sosial :
menarik diri
B. DIAGNOSA
Diagnosa yang sering muncul, yaitu :
1.
Kerusakan komunikasi verbal
berhubungan dengan perubahan isi pikir : waham
2.
Perubahan isi pikir : waham
berhubungan dengan kerusakan interaksi sosial : menarik diri.
3.
Kerusakan interaksi sosial :
menaruh diri berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah.
C. PERENCANAAN DAN INTERVENSI
Tindakan keperawatan yang lazim dilakukan pada klien
dengan perubahan isi pikir : waham yaitu :
1.
Kerusakan komunikasi verbal
berhubungan dengan perubahan isi pikir : waham kebesaran :
a.
Tujuan umum : klien mampu
berkomunikasi verbal dengan baik sehingga klien dapat melakukan hubungan dengan
orang lain.
b.
Tujuan khusus :
Ø Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
Ø Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
Ø Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
Ø Klien dapat berhubungan dengan realitas
Ø Klien dapat dukungan keluarga
Ø Klien dapat menggunakan obat yang benar
Perencanaan :
Ø Bina hugungan saling percaya dengan klien
Ø Jangan membantah dan mendukung waham klien
Ø Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindung
Ø Observasi apakah waham klien mengganggu aktivitas sehari-hari dan
perawatan diri
Ø Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realitas
Ø Observasi kebutuhan klien sehari-hari
Ø Berbicara dengan klien dalam kontak realitas
Ø Ikutsertakan klien dalam therapi aktivitas kelompok
Ø Diskusikan dengan keluarga tentang gejal waham, cara merawat,
lingkungan keluarga dan follow up
obat
Intervensi dan Rasional
a.
Bina hubungan saling percaya
dengan klien, ciptakan lingkungan yang hangat dan bersahabat.
Rasional : dengan rasa saling percaya, klien dapat
mengungkapkan perasaannya sehingga akan mempermudah melakukan tindakan
keperawatan.
b.
Diskusikan dengan klien
penyebab perubahan isi pikirnya.
Rasional : dengan mengetahui penyebab, maka akan
mempermudah dalam melakukan tindakan keperawatan.
c.
Diskusikan, anjurkan serta
arahkan klien berpikir secara realita.
Rasional : klien dapat melakukan hal-hal yang realita
sesuai dengan kenyataan.
d.
Libatkan keluarga dalam
perawatan klien terutama terhadap perubahan isi pikir klien.
Rasional : keluarga merupakan support sistem yang baik
untuk mendukung penyembuhan klien.
2.
Perubahan isi pikir : waham
kebesaran berhubungan dengan menarik diri
a.
Tujuan umum : klien tidak
mengalami perubahan isi pikir : waham kebesaran
b.
Tujuan khusus :
Ø Klien dapat menyebutkan penyebab dirinya menarik diri dengan
kriteria evaluasi, klien dapat mengetahui penyebabnya.
Ø Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian berhubungan dengan
orang lain.
Intervensi dan rasional
a.
Kaji pengetahuan klien dengan
prilaku menarik diri sehingga dapat mengenali tanda-tanda menarik diri.
Rasional : klien dapat menyadari tanda-tanda menarik
diri sehingga memudahkan perawat memberikan intervensi selanjutnya.
b.
Beri kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaannya terutama penyebab prilaku menarik diri.
Rasional : klien dapat mengungkapkan penyebab prilaku
menarik diri dapat membantu perawat dalam mengidentifikasi tindakan yang
dilakukan.
c.
Berikan pujian terhadap
kemampuan berhubungan dengan orang lain dan kerugian bila tidak mau berhubungan
dengan orang lain.
Rasional : pujian akan dapat memotivasi klien untuk mau
berhubungan dengan orang lain.
3.
Kerusakan interaksi sosial :
menarik diri berhubungan dengan konsep diri, harga diri rendah.
a.
Tujuan umum : klien mau
berinteraksi sosial dan tidak menarik diri.
b.
Tujuan khusus : dapat
meningkatkan kemampuan yang dimiliki dan digunakan dengan kriteria evaluasi,
dapat mengungkapkan kemampuan yang dimiliki.
Intervensi dan rasional
a.
Diskusikan dan anjurkan klien
untuk melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang masih dapat dipergunakan selama
sakit.
Rasional : memberi kesempatan pada klien untuk melakukan
kegiatan sesuai kemampuan hingga klien merasa harga dirinya meningkat.
b.
Anjurkan klien meminta obat
pada petugas dan dapat merasakan manfaat.
Rasional : memastikan klien minum obat.
4.
Gangguan konsep diri harga diri
rendah berhubungan dengan ideal diri tidak realistis dan gambaran diri yang
terlalu tinggi.
a.
Tujuan umum : klien tidak
merasa harga diri rendah
b.
Tujuan khusus :
Ø Mengenal masalah, mengidentifikasi sikap menyebut masalah mengetahui
pemecahannya.
Ø Mampu mengenal harapan-harapan nyata dan tidak nyata.
Intervensi dan rasional
a.
Bimbing keluarga untuk
menghargai kemampuan hal-hal yang dimiliki klien walaupun tidak sebanding
dengan kemampuan anggota keluarga lain.
Rasional : dengan menghargai kemampuan
klien akan meningkatkan harga diri rendah.
b.
Identifikasi bersama kilen
tentang prilakunya yang maladaptif.
Rasional : klien dapat mengenal, mengungkapkan serta
menerimanya
c.
Identifasi bersama klien cara
untuk memecahkan masalah.
Rasional : dapat meningkatkan kemampuan klien.
d.
Beri tanggapan dan dengarkan
harapan yang diinginkan.
Rasional : membuat klien menjadi terbuka.
e.
Dorong individu untuk
mengungkapkan harapan yang dimilikinya.
Rasional : memudahkan perawat dalam melakukan harapan yang
dimiliki.
f.
Tunjukkan pada klien harapan
yang nyata.
Rasional : menunjukkan pada harapan yang bersifat nyata sehingga dapat
menerima kenyataan.
g.
Alihkan pada harapan yang tidak sesuai keaktivitas
sesuai hoby.
Rasional : dapat membimbing untuk
melakukan tindakan sesuai kemampuannya.
III. EVALUASI
Hasil yang diharapkan setelah melakukan intervensi pada
klien dengan perubahan isi pikir : waham kebesaran yaitu :
a.
Klien dapat membina hubungan
saling percaya.
b.
Klien dapat mengendalikan isi
pikir : waham kebesaran.
c.
Klien dapat mengekspresikan
perasaannya.
d.
Klien dapat mengembangkan
persepsi diri yang positif.
e.
Klien dapat berhubungan dengan
lingkungan.
Klien dapat terlibat dalam perawatannya.